Minggu, 30 Oktober 2011

Masa Pemberontakan Berakhir

Krrackk.....pintu kos dibuka oleh satu penghuni, ku lihat sudah pukul 11.30 malam. Aku yang sibuk mempersiapkan peralatan ke gunung tidak begitu mempedulikan dan tetap fokus mencari barang2 yang harus dibawa untuk besok. Tiba-tiba ada suara," Mbak, tolong ya sampahnya di isikan di tempat sampah, saya takut ada kecoa kalau dibiarkan disini". Aku yg sedang fokus, hanya melontarkan satu kalimat "Oh iya, iya". Sesegera mungkin aku mengambil kantong plastik untuk membereskan sampah antara kamarku dan kamar dia dengan hati yang bertanya-tanya, "Orang ini masih waras atau memang tidak punya pendidikan moral", dengan tetap membereskan sampah yg berserakan saya mengucapkan dzikir  untuk tidak emosi karena diperintahkan membersihkan sampah orang lain (sampah milik adikku dan teman sekamarnya). Setelah itu aku berwudhu untuk tidak emosi dan mendobrak pintu kamar penghuni kos yg berlagak bos tadi. Malam itu, aku merasa puas karena aku bisa mencoba untuk tidak marah diperlakukan seperti itu. Padahal 2 tahun yang lalu ketika aku KKN bersama dengan teman dari universitasku dulu, setiap ada hal yg tidak mengena dihatiku atau aku merasa tertindas maka aku pasti akan selalu melawan, memberontak dan membalas mereka. Pernah seorang pegawai di kampusku, aku lawan dengan mentah-mentah hanya karena ukuran jaket KKN tidak sesuai dg pesanan data yg sudah kutulis, ternyata mereka memang ingin menyembunyikannya entah dengan alasan apa atau ada mahasiswa lain yg ingin berubah ukuran. Spontas sy menjawab dg tatapan mata serigala," sampai matipun sy tidak mau menerima ukuran jaket yg ini, karena sy tidak memesan yg ini, ini bukan kesalahan sy, sy tidak mau tau", sang Ibu-ibu tadi kaget dan langsung memerintahkan pegawai lain untuk mengambil ukuran jaket pesanan sy seraya berkata" jangan sampai kmu tidak ridho sampai di akherat karena masalah ini". Dalam hati sy tersenyum" tenyata kalian memang berbohong kalau ukuran jaket sy tidak ada" hari itu aku puas karena telah memperjuang hakku dan berani menentang siapapun yg salah. Setelah itu, masa pemberontakan masih berlanjut sy pernah hampir di tinju oleh seorang teman lelaki dalam kelompok karena beradu mulut dan saling debat. tidak hanya itu, setiap ada sesuatu yang mengganggu, sy pasti merspon dengan ganas. Namun itu 2 tahun lalu, sekarang apa yang terjadi ? aku merasa lebih cuek dengan gangguan orang lain yang menyakitkan hati, namun justru mengasihani org2 yang selalu ingin menindas karena kediaman saya. Namun saya merasa lebih puas keika saya tidak selalu memberontak dan meladeni hal2 yg menjurus konflik tersebut, ku temukan diriku dalam kondisi yang berbeda sekarang ini, masa pemberontakan itu sudah mulai meredam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita curahkan komentar, jangan ditelan begitu saja!