Senin, 14 Januari 2013

Rindu yang Terlarang

Sekian lama sudah kita telah berpisah
Ku rasa kini engkau tak sendiri lagi
Aku pun kini juga seperti dirimu
Satu hati telah mengisi hidupku
Tak perlu engkau tahu rasa rindu ini
Dan lagi mungkin kini kau telah bahagia
Namun andai kau dengar syair lagu ini
Jujur saja aku sangat merindukanmu
Memang tak pantas mengkhayal tentang dirimu
Sebab kau tak lagi seperti yang dulu
Kendati berat rasa rinduku padamu
Biarkan ku hadang rinduku terlarang
Ku puisikan rindu di hatiku
Ku harap tiada seorang pun tahu
Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah
Terlarang sudah rinduku padamu
Kendati berat rasa rinduku padamu
Biarkan ku hadang rinduku terlarang
Ku puisikan rindu di hatiku
Ku harap tiada seorang pun tahu
Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah
Terlarang sudah rinduku padamu
Terlarang sudah rinduku padamu
 
Kayanya udah semingguan ini, saya sedang tergila-gila dengan lagu ini, hampir setiap hari  diputer. Padahal nie lagu udah dari dulu dengernya, mungkin saat smp atau sma, tapi dulu gak ngeresep gitu d maknanya, tapi kok semakin tua semakin menyukai sesuatu itu karena makna, rasa, memori dsb....wakakaka..Eehh...ada 1 lagu lagi yang saya sukai dari oM Broery M sama tante Dewi Yull ini yang judulnya " Jangan ada dusta antara kita", tapi khusus yang liriknya:

'Semua terserah padamu, aku begini adanya
Kuhormati keputusanmu, apapun yang akan kau katakan'
 

Jumat, 11 Januari 2013

Me 1

Aku....kata itu sering ragu ku gunakan untuk menggambarkan sosok pribadi diri ini. Sebenarnya aku ini berasal dari tanah. Merasa tak layak karena seolah-olah 'aku' disini cenderung menuju keegoisan, kesombongan. Walau sebenarnya memang 'aku' itu lumrah saja bila egois dan bila kadang khilaf menjadi sombong atau angkuh. Namun seharusnya yang mengaku 'aku' itu sadar diri bahwa ia hanyalah seorang makhluk ciptaan-Nya yang datang ke dunia ini dengan 1 tujuan saja yaitu Mengabdi kepada yang menciptakannya, menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya. Lalu pantaskah sang 'aku' tadi berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh, sombong dan memalingkan wajahnya? padahal ia sendiri hanya se-orang di antara bermilyaran makhluk ciptaan-Nya yang bertebaran dimuka bumi ini. Kita pasti tahu jawabannya dari bisikan hati yang baik, bahwa 'aku' ini tak pantas merasa demikian, maka dari itu si 'aku' tadi seharusnya terus berusaha memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam ke hari, dari hari ke bulan, dari bulan ke tahun dan sampai ia kembali menjadi tanah. Si 'aku' harus belajar kepada sesama makhluk ciptaan-Nya untuk berbagi ilmu, pengalaman, memetik hikmah dari kejadian-kejadian dengan siapapun tanpa memandang siapa dia, apa pekerjaannya, apa jabatannya, apa gelarnya, bangsawankah atau apapun yang menyangkut strata sosial menurut makhluk bumi bernama manusia. Si'aku' harusnya terlepas dari semua itu, karena 'aku' tadi harus tahu bahwa Makhluk yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa diantaranya.

Itu aku menurut harapanku. Dan maaf jika harus menggunakan kata 'aku'. ^_^
Dan dalam hidupnya, si aku tadi hanya sesosok manusia biasa yang pada umumnya mengawali karir hidupnya dengan lebih dulu menjadi bayi, kemudian menjadi anak-anak yang sangat suka bermain, kemudian tumbuh menjadi remaja sehingga mendekati dewasa seperti sekarang ini.
Hobiku adalah Membaca buku detektif (sherlock holmes, conan), memasak, menjelajah alam darat, mengusili ponakan. Aku pernah bercita-cita menjadi insinyur pertambangan, menjadi penulis, menjadi sekretaris, menjadi pedagang dan banyak lagi.. namun tak satupun kesampaian hingga sekarang (hehehe), namun yang paling diminati adalah menjadi IRT (Amin). 
 Karena si 'aku' lelah,maka akhirnya dia menutup perkenalannya hingga disini saja. ^_^

Minggu, 06 Januari 2013

Secangkir Kopi Milik Ayah

Ini memang hanya secangkir kopi, yang terlihat biasa-biasa saja. Namun bagiku ini memori unik sehingga aku begitu sangat menyukai kopi hingga sekarang dan bingung bagaimana caranya aku menghentikan candu ini. Ini bermula semenjak aku masih kecil (mungkin masih SD), ketika melihat kebiasaan Ayahku yang selalu meminum kopi di setiap pagi hari, siang hari setelah makan, kadang sore dan malam hari juga, ia hampir selalu setiap hari menegak kopi ini. Di waktu siang hari, ia membuat kopi di atas meja yang disertai dengan tutup gelas diatasnya dan menghabisnya bisa dalam waktu sekitar 45 menit. Setelah tegukan pertama saat ia membuatnya, kemudian ia meninggalkannya di atas meja sedangkan ia pergi ke belakang rumah untuk membakar sampah/ menyiangi rumput/ hanya untuk melihat tetumbuhan di belakang rumah. Sementara ia pergi sekitar 6- 10 menitan, disitulah aku memulai aksiku untuk mencicipi kopi buatannya walau hanya untuk seteguk atau dua teguk. Kebiasaan itu sering aku lakukan hingga aku SMP. Waktu masih sekolah, aku dan anaknya yang lain dilarang minum kopi dan ia selalu mengatakan " bisa kerdil pertumbuhanmu kalau masih kecil minum kopi". Tentu aku tidak melanggarnya, aku hampir tidak pernah membuat secangkir kopi untuk diriku sendiri namun karena aku sewaktu kecil yang memiliki rasa penasaran tinggi terhadap sesuatu sehingga akupun sering mencuri kopi buatannya. Dan rasanya luar biasa sekali enak kopi buatannya (entah karena faktor perjuangan mencicipinya atau karena takarannya).Hehehe...... Sejak saat itulah aku sangat menyukai rasa kopi, namun hanya ketika kuliah tingkat akhir aku mulai berani membuat kopi menjadi panganku, itupun dengan alasan karena sedang mengerjakan skripsi untuk bisa lembur sampai tengah malam agar tidak mengantuk. Namun, pada saat aku sudah menyelesaikan kuliahku kala itu, aku akan diomelin lagi jika ketahuan minum kopi lagi. Pernah suatu hari, keponakanku yang berumur 6 tahunan kala itu,  melihat aksiku meminum kopi setelah selesai makan siang, dia yang sering melaporkan tindak-tandukku ke Ayah hingga saat itupun dia segera mencari Ayahku untuk menyampaikan berita itu. Spontan Ayahku mengomel lagi tentang kopi padaku "Udah biarin aja, dia mau merusak kesehatannya sendiri" kata sang Ayah dan si keponakanku melihatku tersenyum sambil berkata "syukurin deh lo". Akupun sering kesal melihat kelakuan ponakanku yang sangat usil hingga sampai sekarang ini. Selain itu, diapun pernah menaburi pasir di kopiku saat aku lengah (benar-benar usil bangetlah nih bocah khusus kepadaku).
Aku selalu tersenyum sendiri ketika mengingat semua memori itu hanya dengan melihat secangkir kopi...begitupun pagi ini...seraya aku menyeruput kopi, aku tersenyum sambil mengingat aksiku pada secangkir kopi milik Ayah dulu, dan mengingat aku tetap meminum kopi campur pasir hasil kreasi ponakanku...
Selamat pagi dunia dan selamat sarapan ^_^

Kamis, 03 Januari 2013

Taman Bunga Nusantara Cianjur-Jabar

Waw...postingnya telat, padahal udah pergi dari 2 bulan lalu yaitu tanggal 11 Nov 2012. Oke...kali ini saya akan menuliskan sebuah perjalanan ke Taman Bunga Nusantara Cianjur-Jabar. Kebetulan saya berangkat dari Bogor bersama 2 teman saya yang secara diam-diam saya kagumi sehingga menjadi inspirasi (karena kedekatannya dengan Allah).

Berhubung ini sudah 2 bulan lalu dan otak saya males flashback, jadi saya hanya bisa memberikan keindahan foto-foto tempatnya saja. Ok' lets see ya....
1 kata pertama ketika datang ke tempat ini adalah 'WOW'
























Perjalanan ini indah bagiku karena ini reuni 3 sahabat setelah kita lulus kuliah 2 tahun yang lalu yang sangat jarang ada kesempatan untuk bercerita banyak dan melakukan perjalanan bersama. Banyak yang berubah dari pola pikir salah satu temanku... dulu ia, tidak begitu yakin dalam perkataannya untuk bisa melanjutkan studi apalagi berpikiran keluar negeri, namun dengan adanya pertemuan ini aku mengetahui ternyata pandangannya telah jauh kedepan, aku yakin impian-impiannya juga telah banyak di dalam pikirannya sekarang dibandingkan dulu. Kemudian, temanku yang satunya lagi pun begitu, usahanya untuk menggapai impiannya bagiku sungguh luar biasa (semoga kakinya benar-benar bisa menginjakkan ke tempat studi yang ia inginkan). Aku begitu kagum dengan usaha, kegigihan, ketekunan mereka untuk mewujudkan target hidupnya. Semoga aku pun demikian bisa berusaha keras untuk menyelesaikan studiku yang berada di garis kuning ini. Amien..Thanks my friends dengan cerita-cerita kalian, semoga menjadi inspirasi bagiku yang sedang butuh pencerahan ini.