Minggu, 06 Januari 2013

Secangkir Kopi Milik Ayah

Ini memang hanya secangkir kopi, yang terlihat biasa-biasa saja. Namun bagiku ini memori unik sehingga aku begitu sangat menyukai kopi hingga sekarang dan bingung bagaimana caranya aku menghentikan candu ini. Ini bermula semenjak aku masih kecil (mungkin masih SD), ketika melihat kebiasaan Ayahku yang selalu meminum kopi di setiap pagi hari, siang hari setelah makan, kadang sore dan malam hari juga, ia hampir selalu setiap hari menegak kopi ini. Di waktu siang hari, ia membuat kopi di atas meja yang disertai dengan tutup gelas diatasnya dan menghabisnya bisa dalam waktu sekitar 45 menit. Setelah tegukan pertama saat ia membuatnya, kemudian ia meninggalkannya di atas meja sedangkan ia pergi ke belakang rumah untuk membakar sampah/ menyiangi rumput/ hanya untuk melihat tetumbuhan di belakang rumah. Sementara ia pergi sekitar 6- 10 menitan, disitulah aku memulai aksiku untuk mencicipi kopi buatannya walau hanya untuk seteguk atau dua teguk. Kebiasaan itu sering aku lakukan hingga aku SMP. Waktu masih sekolah, aku dan anaknya yang lain dilarang minum kopi dan ia selalu mengatakan " bisa kerdil pertumbuhanmu kalau masih kecil minum kopi". Tentu aku tidak melanggarnya, aku hampir tidak pernah membuat secangkir kopi untuk diriku sendiri namun karena aku sewaktu kecil yang memiliki rasa penasaran tinggi terhadap sesuatu sehingga akupun sering mencuri kopi buatannya. Dan rasanya luar biasa sekali enak kopi buatannya (entah karena faktor perjuangan mencicipinya atau karena takarannya).Hehehe...... Sejak saat itulah aku sangat menyukai rasa kopi, namun hanya ketika kuliah tingkat akhir aku mulai berani membuat kopi menjadi panganku, itupun dengan alasan karena sedang mengerjakan skripsi untuk bisa lembur sampai tengah malam agar tidak mengantuk. Namun, pada saat aku sudah menyelesaikan kuliahku kala itu, aku akan diomelin lagi jika ketahuan minum kopi lagi. Pernah suatu hari, keponakanku yang berumur 6 tahunan kala itu,  melihat aksiku meminum kopi setelah selesai makan siang, dia yang sering melaporkan tindak-tandukku ke Ayah hingga saat itupun dia segera mencari Ayahku untuk menyampaikan berita itu. Spontan Ayahku mengomel lagi tentang kopi padaku "Udah biarin aja, dia mau merusak kesehatannya sendiri" kata sang Ayah dan si keponakanku melihatku tersenyum sambil berkata "syukurin deh lo". Akupun sering kesal melihat kelakuan ponakanku yang sangat usil hingga sampai sekarang ini. Selain itu, diapun pernah menaburi pasir di kopiku saat aku lengah (benar-benar usil bangetlah nih bocah khusus kepadaku).
Aku selalu tersenyum sendiri ketika mengingat semua memori itu hanya dengan melihat secangkir kopi...begitupun pagi ini...seraya aku menyeruput kopi, aku tersenyum sambil mengingat aksiku pada secangkir kopi milik Ayah dulu, dan mengingat aku tetap meminum kopi campur pasir hasil kreasi ponakanku...
Selamat pagi dunia dan selamat sarapan ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita curahkan komentar, jangan ditelan begitu saja!