Selasa, 31 Januari 2012

Sesak di Dada

Seharusnya tak perlu bergunjing seperti ini walaupun itu adalah fakta dari sederetan peristiwa yang terjadi selama 1 semester ini. Kenapa setiap ingin bertindak tegas selalu ada pertimbangan pengasihan hati untuk orang lain padahal hati ini telah cukup hancur karena ketidakserasian perlakuan orang lain. Mungkin, sebuah anugrah hati ini selalu bimbang ketika hanya terbesit sedikit saja untuk menanggapi cemoohan ini. Sungguh menjadi sulit menjadi orang yang tak tegaan seperti ini, yang selalu berpikir keras sebelum menindak mereka padahal hati ini sudah tergerogoti parasitism mereka yang memanfaatkan segala kediaman, kelembutan dan pengasihan hati ini. Hampir tidak pernah berkata 'tidak' untuk suatu permintaan membuat aku memangsa hatiku sendiri hingga tergores pedih namun tetap bisa kulupakan, hanya berani berbicara dan menggerutu ketika dia tak ada. 

Sebutan apalagikah yang pantas bagi manusia berkarakter seperti ini? Bodohkah? Poloskah? Tuluskah? atau apa?
sambil mencoba merenungi.. :-(

Minggu, 29 Januari 2012

Bedakan Tempat antara Pemikiran dan Perasaan

Kuliah perdana semester genap ini, membuatku semakin tersadar atas permasalahan dalam dunia akademik. Saya tercengang ketika seorang Profesor berbicara dengan tenang nan tegas tapi begitu menyambar," Orang-orang Indonesia menjadi bodoh karena menghindari perdebatan, sehingga kebenaran-kebenaran ilmiah sukar ditelusuri. Menghindar karena sakit hati, malu karena ditelanjangi dalam sebuah forum, kemudian menghindar. Sehingga seorang teman sering kali membenarkan statement temannya yang salah karena tidak ingin ada keadaan tidak nyaman. Itulah mental orang Indonesia, berdebat dengan kepribadian melibatkan perasaan apalagi kebanyakan dosen merasa seperti Dewa yang tak pernah salah. Belajar 'berkelahi' pun susah". Oh my God, kenapa saya jadi tersinggung karena statement bapak ini.. :-(, karena kenyataannya aku termasuk seperti itu. Seharusnya, sekarang harus mampu 'berdebat' tanpa perasaan dan tanpa memperlihatkan kepribadian, sehingga tak kan ada lagi seorang mahasiswi master menangis karena judul TA ditolak, dikatakan tidak bermutu dsb. Semoga saja ^_^

Sabtu, 14 Januari 2012

Janji Persahabatan

Dulu, ku pernah menyeretmu untuk tetap melanjutkan SMA, bukan karena aku takut aku tak punya teman ketika sekolah, tapi aku tau begitu pentingnya sekolah. Setamat sekolah, ku juga menggodamu untuk sekampus dan satu kos denganku. Jika ditanya, artimu bagiku.. jelas kau sahabatku yang begitu penting. perjuangan kita dalam menuntut ilmu, membuatku menjadi jiwa yang sepi saat ini. Aku menggugahmu kembali untuk berjuang melanjutkan studi melalui buku, namun bagaimana nanti, aku tak tahu.. Sahabat, aku ingin selalu merasakan, mengulang kembali betapa hebatnya perjuangan kita menggapai bintang.Berjanjilah tetap memelihara semangat juang itu untuk meraih impian dan cita-cita kita walau ada sedikit penghalang, tapi selalu berdoalah, berusahalah sekalipun dalam pikiran orang lain semua impian itu mustahil , karena sesungguhnya jalan kehidupan ini adalah Tuhan yang mengaturnya.