Aku bingung harus apa ketika hati ini terpaut menyukai seseorang. Aku merasa perasaan ini mengganggu konsentrasiku dalam berbagai hal termasuk ketika beribadah. Penasaran akan hal ini, lalu aku googling dan mendapatkan kalimat bahwa sebenarnya cinta itu adalah ujian iman. Lega rasanya hati ini mengetahui bahwa sesungguhnya ini hanyalah ujian keimanan. saya bertanya dalam hati apakah ini anugerah Allah
kepadaku agar aku bisa bahagia seperti yang banyak dikatakan orang lain
bahwa cinta itu adalah anugerah. Dalam beberapa hari aku tetap menikmati
perasaan itu. Namun, kemudian perasaan ini tidak mesti dibiarkan berlarut-larut karena akan meruntuhkan keimanan tanpa kontrol pengendalian.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah : 155)
"Ujian itu tidak hanya identik dengan penderitaan saja. Kebahagiaan juga adalah ujian. Salah satu contohnya adalah cinta. Jatuh cinta adalah ujian iman. Sebab tatkala kita jatuh cinta kepada lawan jenis, maka disitulah letak ujiannya. Semakin berat ujian, semakin berat pula timbangan kebaikan yang akan kita dapatkan. Terkadang kita, disaat mencintai seseorang lupa akan segala-galanya. Nasehat orang tua, sahabat, ulama sering kita abaikan. Inilah yang dinamakan dengan ‘cinta buta’ alias ‘kalau cinta sudah melekat, tahi kucing pun rasa coklat’. ini adalah petikan artikel yang saya dapatkan dan ternyata setelah direnungkan dan kembali ke masa lalu, semua ini adalah benar. Aku ingat saat pernah mendewakan cinta yang pada akhirnya menjauh dari sahabat-sahabatku karena telah asyik dengan dunia cinta, yang ujung-ujungnya menimbulkan kedukaan mendalam hingga saat ini. Teringat lagi ketika Ayahku pernah berkata bahwa "Cinta itu adalah nafsu dan nafsu adalah setan"
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (Qs. Al Furqaan : 43-44)
Ahh God, untung saja aku bisa tersadar dengan semua ini. sekarang aku barulah mengerti bahwa cinta cenderung akan menjerumuskan untuk menjauh dari jalan Allah kecuali mungkin cinta yang diridhoi Allah dengan ikatan pernikahan. Namun, dalam kondisi sekarang ini sepertinya aku harus mengendalikan dari perasaan indah yang akan menyesatkan ini.
Pendamlah rasa rindumu, itu lebih baik daripada kamu meluapkannya. Sebab Rasulullah Saw telah bersabda: “Barangsiapa yang sudah rindu sekali, lalu menjaga diri serta menyembunyikannya, hingga ia meninggal maka orang itu mati syahid.” (HR. Hakim, dalam Takhrij Ahaditsil Ihya’, Jil. 5, h. 489)
Akhirnya saya mendapatkan petunjuk untuk tidak menyesatkan diri lagi, untuk tidak melarutkan diri dengan indahnya cinta, akan aku basmi hama cinta ini dengan pestisida iman.
Subhanallah, meskipun pendek tapi sudah cukup untuk membuat saya sadar :)
BalasHapusTerima Kasih :)
Yup...Trims sudah membacanya :-), maaf bahasannya memang belum complete.
Hapus