Ayah, kaulah permata dalam jantungku
Kau telah mendidikku dengan begitu sempurna
Telah mengajariku berbagai hal dengan maksimal
walau tanpa seorang ibu
Ayah, kaulah bintang hatiku
begitu luar biasa pengorbananmu
walau engkau harus berpeluh sampai membasahi bumi pertiwi
kau lakukan dengan setulus hatimu
Ayah, kaulah mutiara hidupku
mengarahkanku harus memikirkan agama dan pendidikanku
hingga aku bisa sekolah dengan prestasi
hingga aku bisa menjadi muslimah yang baik
Ayah, tak ada senyum banggamu
ketika aku pulang membawa uang pada masa muda ini
tapi kau hanya bangga ketika aku diwisuda
Ayah, impianmu dan impianku tak jauh berbeda
kau menyuruhku hanya untuk menggilai sekolah
bukan untuk menggilai harta dan tahta
Ayah, kaulah pelita hidupku
saat ku lelah untuk belajar
kau kuatkan aku selalu
karena impian kita sama
Ayah, demimu, demi pengorbananmu
aku akan mematri jiwaku untuk bisa menyelesaikan dunia pendidikan ini
hingga pada level yang telah kita sepakati
seperti bintang yang ada di langit
hingga bintang ke 3 itu akan kuraih
hanya untukmu, untuk menerangi impian kita
untuk membuktikan bahwa pengorbananmu tidaklah sia-sia
Ayah, aku akan berusaha
walau aku harus mati dalam medan ini
demi mewujudkannya..
Senin, 27 Februari 2012
Jumat, 24 Februari 2012
Kompetisi Air
Teringat seorang dosen pernah bertanya pada praktikan 1 kelas tentang apa itu fungsi air, namun semuanya terdiam karena yang dimaksud bukanlah sebagai untuk mandi, minum, mencuci dsb. Hingga kediaman itu membuat sang dosen menjawab sendiri pertanyaannya. :-p, Seminggu ini saya benar-benar terpikirkan sangat pada AIR, bagaimana tidak? Kapasitas rumah kosan ini dari segi kecukupan air hanya bisa mencukupkan kebutuhan 6 orang saja agar bisa mandi pagi sebelum berangkat kuliah. Namun kenyataannya adalah 1 minggu ini, kosan ini menampung 13 orang. Sungguh, kompetisi pun telah terjadi untuk memperebutkan sumber daya yang bernama air. Jika dalam dunia hewan-hewanan, kompetisi bisa saja terjadi dengan begitu kasarnya bahkan sampai berkelahi dan berdarah-darahan. Maka kompetisi kami berlangsung lebih halus. :-p, siapa yang mandi lewat dari dari jam 7, berkemungkinan besar tidak akan menyirami seluruh tubuhnya, so that, pergi ke kampus pun tak nyaman.
Senin, 20 Februari 2012
When I want to be Taxonomist
When I want to be Taxonomist
When I took a choice Biology, I just interest to be a taxonomist and I hope make a name for new plant species. Mungkin karena didukung dengan nilai kuliah taksonomi tumbuhan yang bagus, it’s motivated for me. Dan ketika a lecturer said that ketika kamu bisa menemukan satu saja spesies baru, maka itu sudah luar biasa sekali, kamu akan dikenali dan kamu bisa memberi nama spesies itu dengan namamu’. Saya begitu terpesona, terkagum-kagum kala itu, and finally saya memilih penelitian eksplorasi yang begitu berharap bisa menemukan new record of plant species. Then, saya belum berhasil kala itu, karena memang tahapannya ternyata not easy. Nowadays, saya kembali kuliah lanjut tetap pada biology. Gilanya, saya tetap saja bertahan dengan cita-cita itu, sampai suatu waktu saya ditertawakan oleh seseorang karena hal itu. Sakit memang, kegilaanku menjadi bertambah saja untuk membuktikan keberhasilan to be a taxonomist. Parahnya, disini bahkan taxonomic is anything yang dianggap bukan trend lagi. Seorang professor lagi berkata" dulu, menemukan new spesies baru itu, sesuatu yang begitu jadi trend, yah...walaupun sekarang masih ada juga". Inalillahi, seolah-olah tamatlah cita-cita itu bagi diri saya karena selain mendapat ejekan, juga ditambah tidak ada dukungan sama sekali. But I have seen a great quote, “You have to believe in yourself when no one else does. That's what makes you a winner." Benar yang dia katakan, ngapain saya harus memikirkan segala ucapan negative yang tidak mendukung cita-cita saya, apa peran dia terhadap hidup saya? Apakah dia memberi makan saya? They were not.
But setelah saya mendengarkan sesuatu yang bijak dari mulut seorang dosen yang selalu menantang saya untuk berbuat lebih baik, “ tidak masalah kamu mau jadi taxonomist tapi bukankah menemukan new species itu perlu waktu yang banyak sedangkan kamu punya waktu penelitian singkat, itu kan bisa sambil jalan”. Benarrrr sekali, sejak saat itu, saya tidak menjadikan penemuan spesies baru sebagai tujuan tersirat dari penelitian yang akan saya lakukan. Yang akan saya lakukan hanya akan mendalami taksonomi, tools untuk mendalaminya, dan sains tumbuhan. Masih begitu banyak penelitian yang menantang selain menemukan new species. Dan yang jadi pertanyaan saya sekarang for my self, haruskah menjadi taxonomist harus menemukan new species??hehehe:-p
Minggu, 12 Februari 2012
Cerita di Balik Jilbab
Saya hampir lupa kapan saya mulai berjilbab kala itu, mungkin disemester 4 atau 5 kuliah sarjana sekitar umur 19 tahunan lah. Kala itu, Setiap jum'at di kampusku,ada sebuah istilah yang namanya asistensi agama islam yang wajib diikuti mahasiswa baru dengan pementornya adalah dosen yang memang punya ilmu agama yang luas. Karena pada waktu itu, bersifat wajib dan akan ngaruh ke nilai agama maka seingatku adalah kehadiranku selama 100%. Pada minggu pertama, aku bahkan tidak mengenakan jilbab namun mendengar materi tentang agama, dan ku lihat sekelilingku kebanyakan teman sekelasku menggunakan jilbab yang memang semenjak awal kuliah dan tak dilepaskan lagi. Ada perasaan aneh kala itu sehingga pada minggu ke 2 aai dan seterusnya aku mulai mengenakan jilbab pada hari jum'at saja. Tidak ada yang protes, semua selalu bilang 'duh, anggunnya'. Kemudian ketika masuk kuliah pun pada hari jum'at saya keterusan mengenakan jilbab.
Ada suatu ujian mentoring setelah semester berakhir, dan aku begitu masih ingat salah satu pertanyaannya adalah kurang lebih seperti ini 'bagaimana pendapatmu dengan temanmu yang belum mengenakan jilbab?' wah, saya yang bukan kaum berjilbab kala itu, langsung saja menjawab dengan tegas di kertas itu ' berjilbab tidak boleh dipaksa dan belum tentu perbuatan orang yang berjilbab lebih mulia dari yang tidak, banyak orang berjilbab tapi berkelakuan buruk' itulah inti jawabanku kala itu. Tanpa berperasaan saya bisa menulis seperti itu, dan alhasil nilai agamaku pun hanya B, untung tidak D (hehe..parah banget).
Ada suatu ujian mentoring setelah semester berakhir, dan aku begitu masih ingat salah satu pertanyaannya adalah kurang lebih seperti ini 'bagaimana pendapatmu dengan temanmu yang belum mengenakan jilbab?' wah, saya yang bukan kaum berjilbab kala itu, langsung saja menjawab dengan tegas di kertas itu ' berjilbab tidak boleh dipaksa dan belum tentu perbuatan orang yang berjilbab lebih mulia dari yang tidak, banyak orang berjilbab tapi berkelakuan buruk' itulah inti jawabanku kala itu. Tanpa berperasaan saya bisa menulis seperti itu, dan alhasil nilai agamaku pun hanya B, untung tidak D (hehe..parah banget).
Satu semeter berakhir, maka mentoring sekarang ini bersifat tidak wajib untuk semester-semester berikutnya. Seusai mentoring wajib di semester lalu, saya masih belum mengenakan jilbab walaupun pernah hampir menangis saat ada materi tentang menutup aurat ini karena sungguh takutnya jika sampai takkan mengenakan jilbab. Yah, sempat kepikiran seharianlah, tapi setelah bangun tidur. that was gone, sama sekali ga ngaruh terhadap hidupku kala itu.
Semester 2 dan selanjutnya saya juga masih terus mengikuti mentoring dan mengenakan jilbab ketika ada kegiatan keagamaan saja. Saya memang senang mendengar sesuatu tentang agama karena saya merasa masih banyak hal yang saya tidak ketahui, malah saya sempat menanyakan apa memang benar ada perintah Allah untuk kita menutup aurat pada pementorku waktu itu, Yah, memang karena saya tidak tahu. dan setelah tahu saya juga masih belum mengenakan jilbab.
Pada suatu waktu, dengan gayaku yang kadang tomboy dengan kuncir rambut dibelakang dan kadang pula sok feminim dengan rok, saya pergi ke kampus dan pada hari itu, aku menjadi sedikit risih karena selalu saja menjadi diperhatikan ketika berjalan. Dan pernah juga ketika di angkot, merasa aneh karena merasa ada lelaki yang memperhatikan terlalu lama ke arahku. Sejak saat itu, aku berusaha memakai jaket setiap kali keluar rumah walaupun masih belum mengenakan jilbab.
Hari minggu di semester 4 atau 5 (saya lupa tepatnya), ada acara pendakian gunung. aku dan kelompokku ikut berpartisipasi sebagai peserta dalam perlombaan tersebut. Saya yang memang kadang-kadang berjilbab ketika ke Pasar (takut item keterpa matahari), hari itu aku juga memilih mengenakan jilbab, dan Saya pikir tidak akan ada yang heran karena memang sudah sering pake dan lepas lagi. Setelah tiba di puncak gunung, ternyata salah seorang dosen menyalamiku dan mengucapkan 'alhamdullilah, sekarang sudah pakai jilbab', saya sedikit kaget, karena dosen yang cukup saya segani berkata demikian, karena dia baru pertama lihat saya pake jilbab. Aku merasa malu besok saat kekmpus jika dilihat tak mengenakan jilbab karena terlanjur mendapat ucapan syukur dari sang dosen. Alhasil, setelah pulang ke kosan, aku menelpon Ayahku dan bilang akan mengenakan jilbab, Ayahku cukup Heran dan kaget tapi mendukung dengan semangat sekali kala itu, dia hanya bertanya harga jilbab itu berapa dan butuh berapa lembar. 7 cukup ga?' Ayah, ayah, responnya terlalu luar biasa.
Sebelum kejadian itu, sebenarnya aku sudah berpikir keras dan dihantui oleh jilbab seolah-olah harus mengenakannya dan siap menutup segala hal yang bisa membuat menarik di mata lelaki. Sejak saat itu, mulailah aku menjadi benar-benar nyaman karena jarang mendapat gangguan, rayuan, dan sorotan dari mata lelaki. Ternyata hal ini bisa membuatku lebih terjaga dan tersegani. Allah maha benar yang memberikan perintah yang begitu besar manfaatnya.
Begitu banyak hidayah dan cerita teman-teman lain sebelum mengenakan jilbab, ada yang berjilbab ketika mendapat mimpi aneh, ada juga yang memang sudah bernazar karena berhasil mendapatkan sesuatu dsb. jilbab itu begitu mudah untuk dikenakan, tinggal masukin aja seperti topi, tapi komitmen untuk tetap mempertahannya memang begitu banyak godaannya.
Begitu banyak hidayah dan cerita teman-teman lain sebelum mengenakan jilbab, ada yang berjilbab ketika mendapat mimpi aneh, ada juga yang memang sudah bernazar karena berhasil mendapatkan sesuatu dsb. jilbab itu begitu mudah untuk dikenakan, tinggal masukin aja seperti topi, tapi komitmen untuk tetap mempertahannya memang begitu banyak godaannya.
Rabu, 08 Februari 2012
TPA oh Tes Potensi Akademik
Setahun lalu, diawal tahun, saya sangat ingat ketika sibuk dengan sebuah tes masuk perguruan tinggi. Sibuk untuk mencari bagaimana bentuk soalnya, dan untuk mengetahui apa c itu TPA?? sebelum tes, lebih baik lakukan pengenalan tentang TPA, biar ga nyesel kalo ternyata blom terpenuhi padahal udah tahu seluk beluk TPA.
Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan/ pendidikan formal/informal. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena tes inteligensi (tes IQ) tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut TES BAKAT atau APTITUDE TEST. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test/ Tes Bakat Skolastik (TBS) . Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE).
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut TES BAKAT atau APTITUDE TEST. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test/ Tes Bakat Skolastik (TBS) . Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE).
Tes Potensi Akademik
Adalah suatu tes yang yang diperuntukkan mengukur kemungkinan keberhasilan seseorang apabila yang bersangkutan melanjutkan ke dunia akademik atau memangku jabatan/ golongan dimana jabatan/ golongan tersebut membutuhkan kemampuan akademis. Skor TPA/TKU masing-masing penyelenggara mempunyai kriteria sendiri, namun TPA/TKU yang telah umum dipergunakan dan diakui secara internasional yaitu yang diselenggarakan OTO Bappenas dan bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di dalam negeri. Skor tersebut antara 200 s.d 800 dimana paling rendah adalah 200 dan paling tinggi (apabila benar semua) adalah 800. Seseorang dianggap mempunyai kemampuan rata-rata bila mampu mencapai skor 500 (mean). Skor TPA yang diterbitkan OTO Bappenas berlaku hingga 2 th (dua tahun) sejak tanggal tes, dan tidak dapat diperpanjang kecuali yang bersangkutan mengikuti tes TPA kembali. Materi soal TPA terdiri dari 3 subtest yang masing-masing subtest memiliki skor antara 20 s.d 80, sehingga nilai/skor total didapat dari penjumlahan skor ketiga subtest tersebut dibagi 3 dan dikalikan 10 (rincian ini dapat dilihat di kertas skor TPA OTO-Bappenas). (http://www.gpsjakarta.com)
Nah, dulu ketika saya ingin mendapatkan bentuk-bentuk soal TPA, maka saya membeli bukunya di Gramedia, dan download bentuk soalnya dari internet (tinggal googling ajah). Yah, lumayan lah, bentuk soalnya memang seperti itu, tapi ternyata... jauhhh lebihhhh sulitt....apalagi soal angka-angkanya... nominalnya gede banget...gila.... tapi alhasil, ternyata skor TPA saya diatas target minimalnya. alhamdulilah... dan ketika itu, saya sudah hampir yakin diterima,, toh semua persyaratannya sudah complete termasuk tes Toefl juga.
Minggu, 05 Februari 2012
Penyesalan
Kau telah tancapkan luka dihatiku
membekas perih masih terasa
ku coba meredam semua yang terjadi
namun tetap saja ku tak bisa
mungkin terlalu dalam sakit yang kini kurasa
ku menyesal tlah mencintaimu
semua ini bukanlah yang kuharapkan
kau berikan cinta sesaat untukku
ternyata ku salah menilai dirimu
memang kau tak pantas menjadi milikku
setelah ku tau siapa dirimu
semakin besar kebencianku
musnah sudah harapan tuk bersama
tibalah akhir sebuah cerita
Reference : lirik lagu vagetos-penyesalan
Ada beberapa hal seseorang bisa menyukai suatu lagu, salah satunya adalah lirik lagu mengena bagi kehidupan sang pendengar dan kebanyakan lagu yang saya sukai pasti mengena.. Hihihi... mengingat masa-masa pengkhianatan cinta...ceilee....gkgkgk... :-p
GALAU
Perkuliahan semester baru sudah berlangsung 2 mingguan, kelelahan dan ketegangan pun tak begitu jauh dari semester lalu. Hal ini tak menjadi bahan pemusingan sedikit pun, namun akhirnya akan dipusingkan nanti. Begitu suatu rencana gagal akibat ketidakdisiplinan diri terhadap aturan yang telah dibuat sendiri membuat jiwa ini menjadi kecewa dengan diri sendiri. setiap ada sedikit kesusahan, hati ini menjadi bengkak dan berimplikasi pada hujan air mata. mungkin inilah karena jiwa selalu hidup dalam zona yang nyaman sehingga ada masalah sedikit saja akan menjadi GALAU.
Langganan:
Postingan (Atom)